Seiring bertambahnya usia, seiring bertambahnya pengalaman, seiring bertambahnya rintangan, halangan, cobaan, engkau, tetap setia dan tegar bersama kami di Bumi Pertiwi.
Kami dari PMR unit SMANSA mengucapkan
Selamat Hari Jadi Yang ke-63 PMI!
Kampanye Kemanusiaan
Yuk kita semua bareng-bareng menyerukan Kampanye Kemanusiaan! Caranya? Download gambar-gambar di bawah ini. Masukkan ke handphone kamu, dan sebarkan ke semua temen kamu, kakak kamu, adek kamu, guru kamu, nyokap kamu, bokap kamu, eyang kamu, semuanya! Dan lihat seberapa jauh kamu berkampanye!
cara download :
1. Klik kanan di gambar yang kamu mau lalu klik "Save Image As".
2. Pilih direktori yang kamu mau simpan. Tekan Save
3. Dan sorakkan Kampanye Kemanusiaan!
donasiYuk
Selasa, 16 September 2008
Selamat Ulang Tahun PMI!
Diposting oleh pmr smansa di 20.11 0 komentar
Label: Jurnal
Selasa, 05 Agustus 2008
sesin*ingan
Apa tuh maksudnya? Nggak jelas ya? SIlahkan dari reporter kami A.F Ilhami di Sampit untuk menceritakannya.
Disini A.F Ilhami . Pemirsa saya melaporkan dari kelas XI IPA 1 pada jam sekitar setengah delapan pagi tepatnya hari selasa tanggal 5 Agustus 2008 muncullah sebuah julukan baru bagi anak PMR masa kini terutama anak PMR SMANSA . Julukan tersebut tak sengaja ditemukan oleh guru kesenian kesayangan kami ketika sedang mengajar melihat salah satu siswa yang mengenakan badge PMR memperhatikan dengan loyonya, lalu beliau memindah topik tentang pawai karnaval. Berikut liputannya.
"Apa orang PMR itu, sesintingan , ikut PMR itu mau se-RT an turun ke lapangan. Disebelah barisan pawai membawa permen-lah, air mineral-lah, minta perhatian penonton kayak dianya aja kah yang tampil sendirian. Seharusnya kan anak-anak PMR itu harus bikin posko-posko tersendiri, bukannya gerombolan satu batalion turun ke lapangan semua merubungi orang yang ikut pawai."
Demikian laporan yang saya berikan, kembali ke Studio 1
Terimakasih A.F Ilhami, demikianlah berita yang disampaikan oleh A.F Ilhami yang menerangkan bahwa PMR merupakan sebuah profesi ajaib yang masih menjadi realita mengherankan di kalangan masyarakat dan tabu untuk diperdengarkan, terimakasih, tontonlah terus INCER PMRSMANSA!!!! (bibirnya dimonyong-monyongkan)
Diposting oleh pmr smansa di 02.19 0 komentar
Label: Jurnal
Sabtu, 19 Juli 2008
OKe!
“OKe!” merupakan sebuah kegiatan Orientasi Kepalangmerahan yang akan dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2008. Kegiatan OKe merupakan sebuah paket dari penerimaan anggota Palang Merah Remaja unit SMAN-1 Sampit.
Apa saja yang akan didapat dari “OKe!” ? O, banyak! kamu bakal memperoleh selak beluk dari akar hingga pucuk kepalangmerahan. Disini kamu akan mengenal apa itu palang merah, kenapa palang merah, dan sebagainya.
Kegiatan OKe akan dilaksanakan di lingkungan sekolah SMAN-1 Sampit pada hari Sabtu. Pakaian yang digunakan adalah pakaian olahraga asal sekolah masing-masing. Peserta OKe diwajibkan mengambil formulir terlebih dahulu di Sekretariat OKe yang sekarang terletak di ruang UKS.
Biaya formulirnya berapa? Murah! Cuman Rp 1.000!!!!
Formulir yang tersedia hingga sekarang adalah 40 Berkas. Cepetan, sebelum kehabisan!!!
Diposting oleh pmr smansa di 10.05 0 komentar
Label: Jurnal
Sabtu, 12 Juli 2008
UKS-area santai-santai?
Heran dan sangaaat heran. Kenapa ya UKS jadi area untuk bersantai ria?
Ketika saya menjadi PANMOS(Panitia Masa Orientasi Siswa) di sekolah, terhitung 12 Calon Siswa dengan leganya mencicipi naungan ruangan 4 x5 meter itu. Nggak tahu lah bener atau nggak sakitnya, tapi .... Gila deh... banyak banget!
Kebanyakan yang sakit dikarenakan pusing-pusing, dan mual. kalau ditanya "Sudah makan?" jawabnya, "sudah". Tapi koq masih mual-mual dan pusing-pusing yakh? takutnya tau-taunya 7bulanan lagi, hiy.......
Diposting oleh pmr smansa di 21.35 1 komentar
Label: Jurnal
K-O-M-P-A-K
by : Dery
Tindakan yang perlu dilakukan sebelum melakukan pertolongan pertama
P :Penolong amankan diri sendiri sebelum mengamankan korban
A :Amankan korban ke tempat yang teduh dan aman
T :Tandai tempat kejadian
U :Usahakan hubungi ambulans/polisi/atau pemadam kebakaran
sesuai situasi dan kondisi yang terjadi
T : Tindakan Pertolongan Pertama yang tepat dan cepat
dan satu lagi JANGAN PANIK !!!
Diposting oleh pmr smansa di 21.13 0 komentar
Label: Pertolongan Pertama
Senin, 07 Juli 2008
Pendaftaran telah dibuka!
Bagi kamu-kamu yang mau jadi anggota PMR SMANSA, bisa mendapatkan formulirnya dengan menghubungi pembina PMR SMANSA, yaitu:
Bu Murni
Pak Livenur
Atau hubungi langsung dengan
Doddy 0531-32781
Giri +6281349277840
gabung yuk!
Diposting oleh pmr smansa di 09.48 0 komentar
Label: Jurnal
Sabtu, 05 Juli 2008
Mari kita kembangkan PMR di wikipedia!
Tahu kan wikipedia? Itu loh…. Ensiklopedi gratis berbasis internet yang bisa diedit oleh semua orang...
Terus? Apa hubungannya dengan PMR? Begini.... Ketika saya mencoba untuk mencari informasi tentang Palang Merah Remaja di Wikipedia, wua!!!!
*efek zoom in berdetak ke wajah*
Jreng!
Jreng!
Jreng!
Sedikit sekali!!!!
Nah... karena ensiklopedi ini bebas(namun terkontrol) untuk diedit dan ditambah oleh para penggunanya.... yuk kita pada ngedit konten Palang Merah Remaja di wikipedia! Tinggal klik link
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Palang_Merah_Remaja&action=edit
dan kamu akan langsung tersambung ke bagian pengeditan.
Isilah sesuai dengan pengetahuanmu! Riset dan lakukan penelitian besar-besaran! Jadilah penulis bahkan profesor wikipedia di artikel Palang Merah Remaja!
Diposting oleh pmr smansa di 06.45 0 komentar
Label: Jurnal
Pedoman PMR
Ini ada link bagus nih untuk para anggota PMR
langsung klik aja ya!
http://www.pemkab-tanjungjabungbarat.go.id/file/pmr
Diposting oleh pmr smansa di 06.19 0 komentar
Label: Jurnal
Rabu, 02 Juli 2008
Posisi pemulihan
Pada korban yang telah dilakukan pertolongan pertama dan hilang kesadaran tapi masih bernafas, posisikan dia dalam posisi pemilihan. Posisi ini menjaga agar tubuh tetap stabil, dengan kepala dan tulang belakang segaris, dan mencegahnya tersedak oleh lidah atau muntahan. Ini juga akan membat saluran nafas tetap terbuka dan bersih. Teknik ini sama untuk anak di atas 1 tahun juga orang dewasa. Jika korban ditemukan terbaring miring, Kamu bisa mengadopsi teknik ini. Teknik ini juga berguna untuk korban yang telah mengalami kejang.
Dewasa dan anak diatas 1 tahun
1. Berlutut di samping korban. Buka kaca mata atau objek yang besar seperti ponsel atau kunci dari kantongnya.
2. Jika korban berbaring di atas punggungnya, taruh lengan terdekat dengan Anda bersudut 90 derajat dengan badannya, dengan siku tertekuk dan telapak tangan menghadap ke atas. Bawa lengan terjauh melintas dada dan tempelkan ke pipinya. Pegang paha terjauh dari Kamu dan tarik hingga korban berguling ke arahmu dan berbaring di sisi tubuhnya.
3. Saat korban berbaring di sisi tubuh, atur kaki atas hingga pinggul dan lutut menekuk 90 derajat. Tengadahkan sedikit kepala agar saluran nafas terbuka, dan atur tangan di bawah pipi sampai mendukung posisi ini.
Bayi
Untuk bayi tak sadar tapi masih bernafas di atas, buka saluran nafas, kemudian ikuti langkah di atas untuk memposisikan dia dalam posisi pemulihan.
Untuk bayi tak sadar tapi masih bernafas di bawah 1 tahun, buka saluran nafas dan gendong dia dengan kepala ke bawah. Posisi ini akan membuat saluran nafas tetap terbuka dan membuat cairan mengalir keluar dari mulut
Diposting oleh pmr smansa di 19.15 0 komentar
Label: Pertolongan Pertama
Pentingnya sarapan; pengalaman gw :-)
By Gi2
Uh... baru ngerasain nich kalau nggak sarapan.
Hari itu hari selasa, tanggal 1 Juli 2008. Aku mengikuti kegiatan upacara HUT Bhayangkari ke 62. Sesuai perjanjian, aku dan teman-teman lainnya harus sudah berkumpul jam enam pagi.
Kalau hari-hari biasa sih oke aja, sialnya, kegiatan ini dilaksanakan ketika liburan! Aduh... tahu aja kan kalau liburan biasanya suka rada-rada males bangun. Nah... itulah akibatnya, bangun jadi tergesa-gesa, dan nggak sempat makan.
Ketika upacara, akhirnya mulailah rasa pening.
Hm... bagaimana ya mendeskripsikan pening itu? Saat itu yang pertama aku merasakan bagian perut seperti perih, seperti ketika maag. Bagi yang belum tahu maag, ya.. seperti ketika kelaparan begitu deh... Setelah itu kepala menjadi pening, bukan pusing dan bukan sakit kepala, tapi pening. Perasaan pening seolah menekan psikologis kita, saat itu aku menginginkan semua orang mengikuti apa kehendakku, aneh ya? Dan terdengar diktatoris banget!! Haha!
Gara-gara nggak sarapan deh jadi begitu. Coba tadi sarapan, pasti upacaranya dijalani dengan hepi-hepi dan berjalan lancar. Makanya, usahakan agar kita sarapan setiap hari dan (so pasti) setiap pagi. Sarapan memberikan asupan energi untuk kita di kegiatan yang kita lalui hingga siang hari. Jika kamu merasa mual dan kurang terbiasa untuk makan pagi, usahakan minum susu atau minuman sereal, manfaatnya sama aja kok!
Sarapan ya!
Diposting oleh pmr smansa di 05.23 0 komentar
Label: Jurnal
Alat-alat PP
Dalam melakukan tindakan PP (Pertolongan Pertama) umumnya diperlukan alat-alat untuk membantu kinerja pertolongan. Alat-alat itu dibagi dalam dua kriteria, Alat Pelindung Diri (APD), dan Peralatan Pertolongan Pertama.
Catatan : Alat-alat ini digunakan seusahanya ada. Bila dalam keadaan mendesak dan alat-alat yang disebutkan tidak ada, penolong tidak usah membuang waktu dengan mencari alat tersebut.
Berikut daftar alat-alat PP tersebut:
a. Alat Pelindung Diri (APD)
APD berfungsi untuk mencegah penolong dari tertular penyakit dan untuk mencegah penolong mengalami luka dalam melakukan tugasnya.
Beberapa macam APD, yaitu:
1) Sarung tangan Lateks (1 kotaknya Rp 35.000. isi 100 buah sarung tangan)
2) Kacamata pelindung
3) Baju pelindung
4) Masker penolong
5) Masker resusitasi
6) Helm
b. Peralatan Pertolongan Pertama
1) Penutup Luka, seperti : kasa steril dan bantalan kasa
2) Pembalut, seperti : Pembalut gulung, Pembalut segitiga/mitela, Pembalut tubuler/tabung, pembalut rekat/plester
3) Cairan Anti Septik, seperti : Alkohol 70% dan Povidone Iodine 10%
4) Cairan Pencuci Mata, seperti : Boorwater;
5) Peralatan Stabilisasi, seperti : bidai, dll
6) Gunting pembalut
7) Pinset
8) Senter
9) Kapas;
10) Selimut
11) Kartu penderita
12) Alat tulis
13) Oksigen
14) Tensimeter (sphygmomamonometer)
15) Stetoskop
16) Tandu.
Diposting oleh pmr smansa di 05.22 0 komentar
Label: Pertolongan Pertama
Penilaian
Pada pertolongan pertama hal yang sangat vital dan wajib dimiliki oleh setiap penolong adalah penilaian. Dalam penilaian terhadap korban terdapat langkah-langkah berikut :
1. Penilaian Keadaan;
2. Penilaian Dini;
3. Pemeriksaan Fisik;
4. Riwayat Penderita;
5. Pemeriksaan Berkala atau Lanjutan;
6. Pelaporan
Yuk kita mulai telusuri topiknya satu persatu!
Penilaian Keadaan
Hal pertama yang dilakukan ketika melakukan adalah penilaian keadaan. Terdapat 3 pertanyaan umum yang dapat menunjang penilaian keadaan.
1. Bagaimana kondisi saat itu?
2. Kemungkinan apa saja yang akan terjadi?
3. Bagaimana mengatasinya?
Secara umum tugas penolong saat tiba dilokasi adalah sebagai berikut:
1. Memastikan keselamatan penolong, penderita dan orang disekitarnya. Ingat! Amankan diri sendiri terlebih dahulu!!! Keselamatan penolong nomor 1.
2. Penolong memperkenalkan diri(nama, nama organisasi dan minta izin).
3. Menentukan keadaan umum kejadian (mekanisme cedera) dan mulai melakukan penilaian dini.
4. Mengenali dan mengatasi gangguan/cedera yang mengancam jiwa.
5. Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan.
6. Minta bantuan.
Penilaian Dini
Setelah melakukan penilaian keadaan, saatnya melakukan penilaian dini. Ada 6 langkah penilaian dini. Kesan umum, memerika respon, A,B,C, dan hubungi bantuan.
a. Kesan Umum
Pada langkah ini, penolong harus menentukan apakah kasus yang dihadapi adalah kasus trauma atau kasus medis.
Kasus trauma adalah kasus yang disebabkan ruda paksa, mempunyai tanda yang jelas terlihat dan atau teraba.
Kasus medis adalah kasus yang diderta seseorang tanpa ada riwayat ruda paksa.
b. Memeriksa Respon
Respon seorang penderita adalah suatu cara sederhana untuk mendapatkan gambaran berat ringannya gangguan yang terjadi dalam otak. Respon penderita dibagi 4 tingkat, yaitu ASNT. Awas(A), Suara(S), Nyeri(N), Tidak respon(T)
Pada tingkat awas, penderita masih dapat menyahut dan berinteraksi.
Di tingkat suara, penderita masih merespon dengan suara yang ada.
Di tingkat nyeri, dapat dilakukan dengan mengecek apakah penderita masih merespon dengan tekanan ataupun tes lainnya dari penolong. Misalnya dengan mencubit korban.
Tingkat tidak respon ketika korban tidak sadar.
c. A (Airway); memastikan jalan nafas
1) Pasien merespon dengan respon baik
Memestikan jalan nafas dengan memperhatikan ada tidaknya gangguan suara atau gangguan berbicara atau tambahan suara. Dan nilai juga apakah penderita mengucapkan suatu kalimat tanpa terputus. Penolong bisa melakukan tes dengan meminta korban agar menyebutkan namanya.
2) Pasien yang tidak respon
Perlu dilakukan tindakan segera untuk memastikan jalan nafas terbuka. Bila tidak ada kecurigaan cedera spinal (tulang belakang), gunakan teknik ADTD (angkat dagu – tekan dahi). Sebaliknya apabila ada kecurigaan cedera spinal gunakan teknik perasat pendorong rahang bawah
d. B (Breathing); menilai pernafasan
Menilai pernafasan berbeda dengan memastikan jalan nafas. Menilai pernafasan merupakan penilaian memperhatikan tempo dan rata-rata nafas yang dapat dilakukan oleh penderita. Pemeriksaan ada tidaknya nafas dengan cara Lihat, Dengar dan Rasakan (LDR) dilakukan selama 3-5 detik.
e. C (Circulation); menilai sirkulasi dan menghentikan pendarahan berat
1) Penderita Respon
Periksa nadi RADIAL (Pergelangan tangan), sedang untuk bayi periksa nadi BRAKIAL (bagian dalam lengan atas).
2) Penderita Tidak Respon
Periksa nadi KAROTIS (leher) kecuali bayi tetap periksa nadi Brakial. Ada tidaknya nadi diperiksa dalam waktu 5-10 detik. Bila tidak ada segera lakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP).
f. Hubungi Bantuan
Catatan : Penilaian dini harus diselesaikan dan semua keadaan yang mengancam nyawa sudah harus ditanggulangi sebelum melanjutkan ke PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
Setelah melakukan penilaian dini, maka penanganan cedera yang dianggap berbahaya harus segera dilakukan.
Penilaian terarah bertujuan agar penolong dapat melakukan penatalaksanaan yang terbaik sesuai dengan keadaan yang dihadapi. Hal ini penting untuk menunjukkan sikap profesional penolong bahwa penolong segera melakukan tindakan pertolongan secepatnya berorientasikan masalah yang dihadapi.
Prinsip pemeriksaan fisik menyeluruh penderita:
a. Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan yang meliputi seluruh tubuh penderita. Tujuannya untuk menemukan berbagai tanda.
b. Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematiks dan berurutan, biasanya dari ujung kepala sampai ujung kaki, namun dapat berubah sesuai dengan kondisi penderita.
Tindakan ini melibatkan panca indra kita, yaitu :
a. Penglihatan (inspeksi);
b. Perabaan (palpasi);
c. Pendengaran (auskultasi);
Pada penderita cedera, harus dicari adanya P.L.N.B yang merupakan singkatan dari:
Perubahan bentuk (P)
Luka Terbuka (L)
Nyeri Tekan (N)
Bengkak (B)
Pemeriksaan fisik harus dilakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan teliti. Berikut bagian-bagian yang harus diperiksa tersebut:
1. Kepala
Kulit kepala dan tulang tengkorak, termasuk tulang-tulang bawah. Telinga dan Hidung. Pada bagian Mata ada hal-hal penting lagi yang harus diperhatikan, antara lain :
a. Manik mata(pupil), kamu bisa memeriksanya dengan menggunakan senter kecil;
b. Gerakan bola mata;
c. Kelopak mata;
d. Bagian putih mata;
e. Bagaimana refleksnya, misalnya dengan mengibas-ngibaskan tangan.
Catatan : JANGAN BERUSAHA MENGELUARKAN KOTORAN YANG MENEMPEL DI BAGIAN HITAM MATA.
TANDA VITAL
Beberapa peralatan yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan tanda vital, yaitu :
1. Jam tangan dengan penunjuk detik yang jelas;
2. Senter kecil;
3. Stetoskop;
4. Sfigmomanometer;
5. Termometer;
6. Alat tulis untuk mencatat.
Parameter yang dikelompokkan dalam tanda vital adalah:
1. Denyut nadi normal
Bayi : 120 – 150 x/menit
Anak : 80 – 150 x/menit
Dewasa : 60 – 90 x/menit
2. Frekuensi pernafasan normal
Bayi : 20 – 50 x/menit
Anak : 15 – 30 x/menit
Dewasa : 12 – 20 x/menit
3. Suhu tubuh normal
37°C
4. Tekanan Darah Normal (dewasa)
Sistonik : 100-140 mmHg
Diastonik : 60-90 mmHg
5. Kulit
Pemeriksaan Denyut Nadi
1. Leher (KAROTIS);
2. Lengan atas (BRAKIALIS), umumnya pada bayi;
3. Lengan bawah (RADIALIS);
4. Lipat paha (FEMORALIS)
Pemeriksaan Pernafasan
Saat menghitung frekuensi pernafasan pada penderita respons jangan biarkan ia mengetahuinya. Satu pernafasan adalah satu kali menghirup nafas dan satu kali mengeluarkan nafas.
Beberapa gejala dan tanda gangguan pernafasan:
1. Berusaha menghirup nafas;
2. Pernafasan yang terlalu cepat, lambat, dalam atau dangkal;
3. Bunyi nafas tambahan;
4. Kulit lembab berlebihan dan kemerahan kemudian jadi pucat atau kebiruan;
5. Sulit berbicara;
6. Pusing;
7. Nyeri dada, rasa kesemutan pada tangan dan kaki;
8. Perubahan status mental (cemas, gelisah sampai tidak respons).
Pemeriksaan Suhu Tubuh
Dilakukan dengan perabaan menggunakan punggung tangan pada bagian tubuh yang terbuka (dahi, leher)
Warna kulit juga harus dinilai, yaitu:
Pucat – dapat terjadi akibat gangguan peredaran darah;
Kemerahan – tekanan darah tinggi, keracunan alkohol, luka bakar, demam, penyakit infeksi;
Kebiruan (sianosis) – kurangnya oksigen dalam darah;
Kekuningan – sering merupakan tanda gangguan hati;
Biru kehitaman – tanda pendarahan bawah kulit.
Pada penderita yang berkulit relatif gelap, maka perubahan dapat dilihat pada bibir, bawah kuku, telapak tangan, bagian putih mata, bagian dalam kelopak mata bawah, gusi dan lidah.
Pemeriksaan Tekanan Darah
Tekanan Darah adalah besarnya tekanan yang diterima dinding pembuluh nadi pada saat darah dipompa melalui pembuluh darah
Tekanan SISTOLIK adalah tekanan yang diukur pada saat jantung memompa darah ke dalam pembuluh nadi
Tekanan DISTOLIK adalah tekanan pada saat jantung sedang tidak memompa darah atau dengan kata lain tekanan diantara dua denyut jantung
RIWAYAT PENDERITA
Untuk mempermudah pembuatan Riwayat Penderita dikenal istilah KOMPAK :
K = Keluhan utama (gejala dan tanda);
O = Obat-obatan yang diminum;
M = Makanan/minuman terakhir;
P = Penyakit yang diderita;
A = Alergi yang dialami;
K = Kejadian.
Catatan : Penolong tidak membuat diagnosa, tetapi dapat membuat kesimpulan berdasarkan hasil temuannya
PEMERIKSAAN BERKALA ATAU LANJUTAN
Secara umum pemeriksaan berkala harus dinilai kembali:
a. Keadaan respons;
b. Nilai kembali jalan nafas dan perbaiki bila perlu;
c. Nilai kembali pernafasan, frekuensi dan kualitasnya;
d. Periksa kembali nadi dan bila perlu lakukan secara rinci bila ada waktu;
e. Nilai kembali keadaan kulit;
f. Periksa kembali secara seksama mungkin ada yang terlewati;
g. Nilai kembali penatalaksanaan (pembalutan, pembidaian);
h. Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa aman dan nyaman.
Bila penderita stabil dan keadannya cukup parah, maka penilaian dilakukan setiap 5 menit sekali. Bila penderita tenang dan stabil, maka pemeriksaan dilakukan setiap 15 menit sekali.
PELAPORAN
Dalam pelaporan sebaiknya dicantumkan :
1. Umur dan jenis kelamin penderita;
2. Keluhan utama;
3. Tingkat respons;
4. Keadaan jalan nafas;
5. Pernafasan
6. Sirkulasi;
7. Pemeriksaan fisik yang penting;
8. KOMPAK yang penting;
9. Penatalasanaan;
10. Pekembangan yng dianggap penting.
Diposting oleh pmr smansa di 05.17 1 komentar
Label: Pertolongan Pertama
Selasa, 01 Juli 2008
Perhatian-perhatian....
Blog PMR SMANSA lagi di Updesign lagi. Jadi kalau masih ada salah-salah mohon maaf ya...
">>Baca selengkapnya...."Diposting oleh pmr smansa di 19.51 0 komentar
Label: Jurnal
Sabtu, 31 Mei 2008
Game Day
Hari ini pejuang PMR SMANSA seperti biasa mengadakan latihan, ups, ternyata latihannya tidak biasa! luar biasa mengasyikkan! Ini saatnya main game!
ada 3 permainan:
- Komando
- Bomberman
- Mandi Salju
Dalam permainan komando, tali rafia disusun dan dibentangkan serta diikat pada beberapa kursi hingga membentuk semacam maze singkat. Dua peserta dari masing-masing tim harus ditutup matanya dan menelusuri jalan dengan arahan teman satu tim. Bila kedua perserta bertabrakan, permainan harus diulang, bila peserta menyentuh tali, peserta yang menyentuh harus mengulang kembali dari titik awal.
Yang paling seru ketika peserta bertabrakan, wuah! Dalam permainan kali ini Ahya dan Aru saling bertabrakan lo! Doddy dan Teguh juga...
2
Permainan bomberman juga seru. Caranya seperti ini.... Disediakan empat tali dengan panjang kurang lebih dua meter. Peserta memegang setiap ujung tali dan bekerjasama mengepit bola dan memindahkannya dari satu sisi ke sisi yang lainnya.
Waktu itu kami berkerjasama dalam satu tim dulu (tim merah, kemudian tim hitam), kemudian kami saling berkerjasama.
3
Aha! ini dia permainan yang paling seru, mandi salju! ini benar-benar mandi salju! peserta duduk berbanjar ke belakang, kemudian ditutup matanya. Peserta paling depan mengambil tepung, kemudian memberikannya ke belakang melewati kepala dengan aba-aba dari peserta pemberi "SIAP?" dan peserta penerima "SIAP MENERIMA!!!". Peserta paling akhir menaruh tepung di ember yang berada di akhir barisan.
Ah... waktu permainan kali ini tepung yang masuk ke ember NGGAK SAMPAI SEJUMPUTPUN! wakakakak!!! O'iya, sesi pertama matanya ditutup, sesi kedua dilepas, gitu... asyik oi!
Permainan tadi pasti ada maknanya, na... ini aja maknanya...
Permainan Komando melatih para pejuang PMR untuk mengomando anak buahnya, bila tidak benar harus kembali ke POSKO, gitu...
Permainan Bomberman maksudnya agar para pejuang dapat dengan tenang dalam melakukan suatu misi namun tetap berkonsentrasi, misalnya dalam kebakaran harus menenangkan korban...
Permainan Mandi Salju supaya kita mandi-mandi, hehe... bukan cing! maksudnya biar kita dalam menerima dana bantuan usahakan semaksimal mungkin tersalur, bahkan jangan sampai tercecer sedikitpun, dalam permainan ini tepung dicerminkan sebagai dananya, uwalah! kalau beneran dananya kayak gini, dana setriliyun bakal bisa beli kerupuk doank! hihi!
menyenangkan! ">>Baca selengkapnya...."
Diposting oleh pmr smansa di 07.46 2 komentar
Label: Jurnal
Minggu, 25 Mei 2008
Bapak palang merah dunia
Jean Henri Dunant (1828-1910) adalah seorang warga negara Swiss yang dikenal sebagai Bapak Palang Merah Dunia adalah pemuda yang menyaksikan perang mengerikan antara pasukan Prancis dan Italia melawan pasukan Austria di kota Solferino, Italia Utara pada 24 Juni 1859.
Tidak kurang 40.000 tentara terluka menjadi korban perang, sementara bantuan medis tidak cukup merawat korban sebanyak itu. Tergetar penderitaan tentara yang terluka, Henry Dunant bersama penduduk setempat mengerahkan bantuan menolong mereka. Setelah kembali ke Swiss, Henry Dunant menuangkan kesan dan pengalamannya ke dalam buku berjudul "Kenangan dari Selferino" menggemparkan Eropa.
Di buku itu Henry Dunant mengajukan dua gagasan. Pertama, membentuk organisasi kemanusiaan internasional yang dapat dipersiapkan pendiriannya pada masa damai untuk menolong prajurit yang terluka di medan perang. Kedua, mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang cedera dan sukarelawan serta organisasinya yang menolong saat terjadinya perang.
Pada 1863 Henry Dunant bersama keempat kawannya merealisasi gagasan tersebut dengan mendirikan komite internasional untuk nantuan para tentara yang cedera, sekarang disebut Komite Internasional Palang Merah atau Committee of The Red Cross (ICRC) merupakan lembaga kemanusiaan bersifat mandiri, sebagai penengah dan netral.
Dalam perkembangannya Palang Merah Internasional juga memiliki Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau International Federation of Red Cross dan Red Crescent (IFRC).
Semangat Henry Dunant inilah yang mengilhami terbentuknya Perhimpunan Nasional Palang Merah Nasional dan Bulan Sabit Merah yang didirikan hampir di setiap negara di seluruh dunia berjumlah 176 perhimpunan nasional. Sedang gagasan kedua Henry Dunant direalisasi Pemerintah Swiss dengan mengadakan konferensi Jenewa dengan menghasilkan Konvensi Jenewa (1864) yang terus dikembangkan sehingga dikenal sebagai Konvensi Jenewa 1949.
Diposting oleh pmr smansa di 02.34 0 komentar
Sabtu, 16 Februari 2008
Sejarah lambang
Diterjemahkan : Giri Prahasta Putra
Pada awal abad ke 19, lambang digunakan untuk mengidentifikasi tentara yang bergerak di bidang medis dan berbeda-beda sesuai dengan negara mereka. Lambang-lambang tersebut tidak diketahui secara umum, dan sangat jarang dihargai dan tidak bernama untuk segala bentuk perlindungan yang sah.
Di dua setengah abad ke 19, pengembangan yang begitu pesat pada teknologi senjata api memimpin pertambahan angka kematian dan luka seiring perang secara dramatis.
Pada 24 Juni 1859, Perang Penggabungan Italia makin parah. Henry Dunant, seorang warga negara Swiss, sedang dalam perjalanan menuju kota Solverino. Disana, dia menjadi saksi mata kesengsaraan lebih dari 45.000 tentara terlantar, mati atau terluka, di medan perang.
Kembali ke Jenewa, Henry Dunant mulai menulis sebuah buku yang menawarkan perkembangan drastis untuk memberikan pertolongan kepada korban perang.
Pada tahun 1862, “A Memory of Solverino” diterbitkan. Buku tersebut mengemukakan dua usulan :
a. untuk menciptakan masa damai dan di setiap negara dibentuk kelompok sukarelawan untuk merawat korban pada masa perang
b. agar negara-negara menyetujui melindungi sukarelawan pertolongan pertama dan orang-orang yang terluka di medan perang.
Usulan yang pertama adalah asal-usul Lembaga Nasional yang sekarang dikenal di 183 negara; dan yang kedua adalah asal-usul dari Konvensi Jenewa sekarang yang ditandatangani 192 negara.
Pada tanggal 17 Februari 1863, sebuah komite lima-anggota, yang nantinya disebut International Commitee of the Red Cross (ICRC), berembuk untuk mempelajari usulan Henry Dunant.
Salah satu objektivitas digunakan untuk mengambil sebuah lambang khusus dan disokong oleh hukum untuk mengindikasikan rasa hormat kepada tentara yang bergerak di bidang medis, para sukarelawan dengan lembaga pertolongan pertama dan korban dari konflik bersenjata.
Lambang tersebut harus sederhana, teridentifikasi dari jauh, dan diketahui setiap orang serta identik untuk teman bahkan lawan. Lambang tersebut harus sama untuk setiap orang dan dikenal secara universal
Pada tanggal 26 Oktober 1863, Konferensi Internasional pertama diadakan. Termasuk didalamnya delegasi dari 14 negara.
Sebagai penyimpulan dari 10 resolusi, yang menetapkan pendirian dari organisasi pertolongan untuk tentara yang terluka – di masa depan dikenal dengan Palang Merah, kemudian Lembaga Bulan Sabit Merah – juga diadopsi dari lambang palang merah dengan warna dasar putih sebagai keseragaman lambang yang jelas.
Pada bulan Agustus 1864, Konfrensi Diplomatik, melakukan rapat untuk keperluan perubahan resolusi yang diadopsi tahun 1863 sebagai aturan perjanjian, diadopsi dari Konvensi Jenewa Pertama.
Hukum perikemanusiaan internasional telah lahir
Konvensi Jenewa Pertama mengakui palang merah dengan latar putih sebagai sebuah lambang khusus.
Semenjak lambang merefleksikan kenetralan paramedis tentara dan perlindungan diberikan kepada mereka, lambang tersebut dibentuk dengan membalikkan warna bendera Swiss.
Negara Swiss secara permanen memiliki status netral untuk beberapa tahun, dan telah dikonfirmasikan oleh Treaties of Vienna dan Paris tahun 1815. Lebih lanjut bendera putih melambangkan pernegosiasian atau menyerah; melakukan tembakan kepada siapapun yang mengibarkan bendera ini sangat tidak dapat diterima.
Lambang tersebut juga menjadi sangat mudah untuk diproduksi dan dikenal karena memiliki warna yang kontras.
Selagi perang antara Rusia dan Turki berlangsung, Kekaisaran Ottoman mendeklarasikan akan menggunakan lambang bulan sabit merah dengan latara belakang putih di tempat yang sama dengan palang merah. Tetap menghargai lambang palang merah, Ottoman meyakini bahwa palang merah, secara alami, bertentangan dengan tentara Muslim. Bulan sabit merah akhirnya sementara itu diterima untuk digunakan pada konflik itu.
Setelah Perang Dunia Pertama, Konferensi Diplomatik pada tahun 1929 dipanggil untuk meninjau kembali Konvensi Jenewa. Delegasi Turki, Persia dan Mesir meminta agar bulan sabit merah dan singa matahari merah diakui. Setelah diskusi berkepanjangan, Konferensi tersebut diterima dan diakui sebagai lambang khusus sebagai tambahan dari palang merah; namun untuk menghindari perkembangan lambang yang terlalu banyak, lambang-lambang tersebut hanya berhak digunakan terbatas pada tiga negara yang telah menggunakannya
Tiga lambang tersebut menikmati status setara dibawah naungan Konvensi Jenewa.
Sekarang, 151 Lembaga Nasional menggunakan palang merah dan 32 menggunakan bulan sabit merah.
Konferensi Diplomatik diadakan kembali pada tanggal 1949 untuk menata kembali Konvensi Jenewa akibat Perang Dunia Kedua melahirkan tiga proposal yang memerlukan solusi dan jawaban tentang lambang:
1. Permintaan Belanda untuk memiliki simbol tersendiri;
2. Permintaan agar hanya menggunakan simbol palang merah
3. Prmintaan dari Israel untuk pengenalan lambang baru, perisai merah dari David yang digunakan sebagai lambang khusus bagi tentara medis Israel;
Ketiga proposal tersebut ditolak.
Konferensi mengekspresikan perlawanannya terhadap perkembangbiakan lambang perlindungan. Palang merah, bulan sabit merah dan singa matahari merah tetap dinyatakan sebagai lambang yang diakui.
Republik Islam Iran mendeklarasikan bahwa mereka melepaskan lambang singa matahari merah dan akan menggunakan lambang bulan sabit merah sebagai lambang khusus mereka. Bagaimanapun juga, lambang singa dan matahari merah tetap diakui.
Debat tentang lambang terus berlanjut setelah ketetapan 1949. Sejumlah negara dan lembaga pertolongan mereka tetap menginginkan untuk menggunakan lambang nasional, atau kedua lambang palang dan bulan sabit bersamaan. Pada tahun 1990-an, terdapat pula kekhawatiran terhadap rasa hormat untuk kenetralan palang merah dan bulan sabit merah dalam konflik yang sangat sulit. Pada tahun 1992, pimpinan ICRC berbicara didepan umum tetang pembentukan lambang tambahan sama sekali tidak berkonotasi terhadap pihak nasional, politik, maupun keagamaan manapun.
1999
Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah tahun 1999 mengesahkan permintaan agar permintaan grup dari Negara dan Lembaga Nasional tentang lambang perlu dibentuk untuk menemukan solusi yang lebih luas dan dapat bertahan lama diterima untuk semua kelompok dalam istilah hakekat dan prosedur.
2000
Grup Kerja menyadari bahwa kebanyakan Negara dan Lembaga Nasional meletakkan emblem palang merah dan bulan sabit merah berdempetan. Demikianlah, cara yang hanya dapat digunakan untuk secara luas diterima untuk mengadopsi tiga emblem tambahan, tanpa sama sekali tidak berkonotasi terhadap pihak nasional, politik, maupun keagamaan manapun.
Desain lambang baru harus dibolehkan kepada Lembaga Negara yang menggunakannya dengan:
a. Menyelipkan logo palang atau bulan sabit
b. Menyelipkan logo palang dan bulan sabit bersisian atau bersebelahan
c. Menyelipkan lambang lain yang digunakan dan telah dikomunikasikan kepada negara yang dinaungi Konvensi Jenewa dan ICRC.
2005
Pada bulan Desember 2005 selagi Konferensi Diplomatik di Jenewa, Negara-negara mengadopsi Protokol III kepada Konvensi Jenewa, membentuk sebuah lambang tambahan bersisian dengan lambang palang merah dan bulan sabit merah. Lambang baru tersebut – dikenal dengan nama kristal merah – memecahkan masalah tentang isu-isu tentang Pergerakan yang terselubung selama beberapa tahun, termasuk:
1. Kemungkinan negara-negara yang enggan menggunakan palang merah dan bulan sabit merah untuk mengikuti Pergerakan sebagai anggota penuh dengan menggunakan kristal merah
2. Kemungkinan penggunaan palang merah dan bulan sabit merah bersamaan.
2006
Juni 2006, Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah akan bertemu di Jenewa untuk memberikan amandemen kepada undang-undang kepada Pergerakan untuk mengikuti laporan pengolahan lambang yang baru.
">>Baca selengkapnya...."
Diposting oleh pmr smansa di 06.00 3 komentar
Label: kepalangmerahan
Sabtu, 09 Februari 2008
Hidung Berdarah
Ambil daun sirih, jangan yang terlalu tua, disobek jadi dua lalu digulungg. Masukkan gulungan daun sirih tersebut ke dalam hidung yang mengeluarkan darah. Dengan cara ini darah segera berhenti mengalir.
">>Baca selengkapnya...."Diposting oleh pmr smansa di 06.15 1 komentar
Label: Obat Tradisional
Keracunan Makanan
Resep 1:
Bawang putih beberapa siung
Biji jinten 1 sendok
Madu murni secukupnya
Cara :
Bawang putih diparut, untuk diambil airnya sehingga mendapat 2 sendok makan. Jinten ditumbuk halus. Ketiganya lalu dicampur jadi satu, diaduk rata.
Resep 2:
Minumlah air kelapa hijau sebanyak-banyaknya. Minum perasan air kunyit yang dicampur kuning telur ayam kampung. Minumkan kepada penderita sekali habis.
Diposting oleh pmr smansa di 06.06 0 komentar
Label: Obat Tradisional
Gigitan Ular Berbisa
Resep 1:
5 jari akar pepaya, cuci, tumbuk sampai halus, tempelkan pada bagian yang terkena balut, ganti 2 kali sejari.
Resep 2:
Biji dadap ayam digiling halus, dikompreskan pada luka.
Resep 3:
Tumbuk 1 ibu jari rimpang jahe yang sudah dicuci, tambah sedikit garam, tempelkan pada luka bekas gigitan ular dan segera bawa ke dokter
Resep 4:
Petiklah beberapa helai daun pule segar. Lumat atau tumbuk, hasil lumatan tempelkan pada bagian tubuh yang sakit
Diposting oleh pmr smansa di 06.03 0 komentar
Label: Obat Tradisional
Sabtu, 02 Februari 2008
Sariawan
Orang yang mudah stres ,sariawan bisa menjadi penyakit langganan. Selain stres, faktor pemicu sariawan lainnya adalah kekurangan vitamin (terutama vitamin C), daya tahan tubuh rendah, dan cidera selaput lendir mulut.
Resep 1:
10 Kuntum bunga belimbing wuluh, asam jawa, gula aren direbus dengan 3 gelas air sampai airnya tinggal 3/4, saring, minum 2 kali sehari.
Resep2:
1-2 buah delima segar diambil bijinya, tumbuk hingga hancur. Rendam selama 2 hari, gunakan airnya untuk berkumur.
Resep3:
Segenggam daun jambu biji dan 1 jari kulit batangnya dicuci, rebus dengan seliter air, saring. Dinginkan, lalu minum sekaligus.
Diposting oleh pmr smansa di 07.58 0 komentar
Label: Obat Tradisional
Senin, 28 Januari 2008
Selamat Datang
PMR SMANSA
PMRNYA KITA SEMUA
PMR SMANSA MERAIH JUARA UMUM 2 DI KEMAH BAKTI PRESTASI
Diposting oleh pmr smansa di 01.36 0 komentar